Siapa Saja yang Dapat Terkena Kanker Serviks?

Kanker serviks merupakan sebuah kanker yang muncul di leher rahim wanita yang disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV). Penyakit kanker serviks ini disebut menjadi kanker pembunuh wanita nomor 1 di dunia selain kanker payudara.

Hampir setiap wanita dari aneka macam usia berisiko terkena kanker serviks yang mematikan ini. Bahkan belum lama ini, salah satu artis terkenal, Julia Perez harus dirawat di rumah sakit selama berbulan-bulan sebelum jadinya meninggal dunia di rumah sakit setelah sekian lama berjuang melawan kanker serviks yang dideritanya.

Yang membuat wanita tidak menyadari bahwa dirinya terkena kanker serviks yakni karena pada tahap-tahap awal memang tidak tampak gejala kanker serviks yang muncul. Namun, yang paling umum yakni pendarahan pada vagina yang terjadi setelah berafiliasi seks, di luar masa menstruasi, atau setelah menopause.

Namun, meskipun terjadi pendarahan, hal tersebut juga tidak berarti kau terkena kanker serviks. Agar lebih jelas, lebih baik memeriksakan hal tersebut ke dokter.

Banyak sekali kasus meninggal dunia yang disebabkan oleh kanker serviks, biasanya hal ini disebabkan oleh keterlambatan dalam diagnosis dan penanganannya. Sebab, memang kebanyakan penderita kanker serviks gres menyadari bahwa mereka terkena kanker serviks ketika sudah parah.

Hal ini akan membuat proses penanganan menjadi semakin sulit. Seperti yang sudah ditulis di atas, kanker serviks ini disebabkan oleh virus Human Papillomavirus (HPV). Virus tersebut juga yang menjadikan kutil di tangan, kaki serta alat kelamin.

Sebagian besar virus tersebut memang tidaklah berbahaya, namun ada beberapa jenis HPV yang bisa memicu kanker karena mengganggu sel-sel leher rahim untuk bisa berfungsi secara normal.

Tapi, 70 persen penyebab kanker serviks ini disebabkan oleh virus HPV 16 dan HPV 18, kedua jenins HPV tersebut yakni yang dianggap paling berbahaya dan paling sering menjadikan kanker serviks.

Biasanya, virus ini ditularkan melalui kekerabatan seksual. Namun, kebanyakan wanita yang terinfeksi virus tersebut kebanyakan tidak menyadarinya karena tidak ada gejala sama sekali.

Ketika terjadi benjol di leher rahim oleh HPV, sistem kekebalan badan biasanya akan mencegah virus untuk melukai rahim. Namun pada beberapa wanita, virus tersebut bisa bertahan sampai bertahun-tahun lamanya dan menjadikan kanker.

Untuk mencegah terjadinya benjol virus HPV, kini sudah tersedia vaksin untuk melawan virus tersebut. Vaksinasi HPV yang ketika ini ada yakni vaksin bivalen untuk HPV 16 dan 18; vaksin kuadrivalen untuk HPV 6, 11, 16 dan 18; atau vaksin nonavalen untuk 9 jenis HPV yaitu 4 jenis ditambah 31,33, 45, 52, dan 58.

Pencegahan dan Deteksi Kanker Serviks


Selain melaksanakan vaksin menyerupai yang sudah dijelaskan di atas, kita juga bisa mengecek dan mencegah terjadinya kanker serviks dengan melaksanakan pap smear atau tes smear.

Pap smear ini berkhasiat untuk memeriksa kesehatan sel-sel di leher rahim serta mendeteksi sel yang diduga bisa berkembang menjadi kanker. Ketika sel-sel yang berpotensi menjadi kanker itu terdeteksi sebelum menjadi kanker, maka pengobatan akan dapat dilakukan dengan maksimal.

Sehingga, resiko menderita kanker serviks akan berkurang dan pencegahan bisa dilakukan sebelum sel-sel kanker berubah. Untuk wanita yang sudah aktif secara seksual sekitar umur 25-59 tahun, disarankan untuk melaksanakan pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.

Pengobatan Kanker Serviks


Kanker serviks biasanya bisa diobati dengan dilakukan operasi, namun lankah tersebut bisa dilakukan jikalau kanker sudah terdeteksi semenjak tingkat awal. Pada beberapa kasus, hanya serviks yang diangkat dan rahim bisa dibiarkan saja. Pada kondisi yang lebih serius, rahim perlu diangkat seluruhnya. Proses operasi untuk pengangkatan rahim disebut sebagai histerektomi.

Sedangkan prosedur radioterapi yakni langkah alternatif untuk kanker serviks stadium awal. Pada kasus tertentu, radioterapi juga bisa dijalankan berdampingan dengan operasi.

Untuk kasus kanker serviks stadium lanjut, biasanya dirawat dengan metode kombinasi kemoterapi dan radioterapi. Beberapa penanganan bisa memiliki efek samping yang berat dan jangka panjang, termasuk di antaranya yakni menopause dini dan kemandulan.

Berapa keinginan hidup penderita kanker serviks?

Kanker ini memang sangat mematikan, jikalau tidak disadari semenjak dini maka pengobatanpun akan terlambat dan membuat kanker semakin parah serta menyebar kemana-mana.

Kanker serviks ini memiliki 4 tingkatan stadium yang dibedakan berdasarkan tingkat perkembangan dan penyebaran kanker. Angka keinginan bertahan hidup setidaknya lima tahun setelah didiagnosis kanker serviks, dikelompokkan ke dalam status stadium:

  • Stadium 1 – 80-99 persen
  • Stadium 2 – 60-90 persen
  • Stadium 3 – 30-50 persen
  • Stadium 4 – 20 persen

Kanker serviks memang menjadi momok yang angker bagi para wanita, alasannya yakni penyakit tersebut menjadi penyakit mematikan kedua setelah kanker payudara.

Agar tidak terkena kanker serviks, maka jagalah kesehatan kita supaya resiko terkena kanker serviks berkurang. Selain itu, jangan ragu untuk melaksanakan pemeriksaan ke dokter jikalau terjadi gejala-gejala umum kanker serviks.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apakah Benar Onani Bikin Dengkul Kopong?

Cara Setting Macro X7 Untuk Game Point Blank Indonesia

4 Model Atap yang Sesuai untuk Rumah Anda